Dalam hidup ini banyak hal baru yang kita dapat, begitu pula dalam hidup saya.
Salah satu mata kuliah yang sedang saya jalani kali ini sangat mewarnai hidup saya.
kalo orang2 sih nyebutnya matkul TI, begitu juga saya,haha
Sebelum kuliah, saya bisa dibilang orang yang gaptek,, hhe
saya hanyalah orang yang hanya bisa kirim2 email atau comment status orang di facebook.
Tapi Allah memberi jalan lain, lewat Pak Jasmansyahlah hidup saya jadi kagak gaptek2amat. Beliau memberikan pengenalan
akan dasar-dasar perangkat lunak dan keras komputer, menjembati kemampuan
komputer mahasiswa baru yang minim bahkan mungkin tidak tahu komputer sama
sekali dan mengenalkan konsep-konsep teknologi
informasi serta komponen-komponennya, penerapan atau aplikasinya dalam
kehidupan.
Contoh konkritnya, beliau memberikan tugas harus 1000 friends di facebook, yang ternyata memberikan warna baru di facebook saya. wall di facebook saya jadi kagak monoton.
selain facebook, saya kini bisa mengenal lebih jauh tentang blog. Account yang saya pikir gak terlalu berguna bwat hidup saya. tapi ternyata tak seburuk itu.
haha
makasih pak, ku tunggu goresan2 lain dari mu :-)
@n_ramdani's blog
All about me and my days!
Jumat, 06 Januari 2012
Minggu, 25 Desember 2011
LIMBAH
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri, domestik ( rumah tangga ) dan pertanian, yang lebih dikenal sebagai sampah, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah merupakan sumber daya alam yang
telah kehilangan fungsinya. Keberadaannya dalam lingkungan dapat mengganggu
baik dalam hal keindahan, kenyamanan, maupun kesehatan. Akumulasi limbah
memiliki potensi menjadi polutan penyebab pencemaran, oleh karena itu adanya
limbah perlu mendapat perhatian seksama serta penanganan semaksimal mungkin
sebelum menimbulkan kerugian – kerugian yang lebih besar bagi masyarakat.
Bermacam – macam limbah dapat
berada di sekitar kita, baik limbah cair maupun padat, baik yang berasal dari
kegiatan rumah tangga berupa limbah domestic, maupun aktivitas – aktivitas
pembangunan.
Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
§ Karakteristik limbah:
- Berukuran mikro
- Dinamis
- Berdampak luas
(penyebarannya)
- Berdampak jangka panjang
(antar generasi)
§
Faktor
yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
- Volume limbah
- Kandungan bahan pencemar
- Frekuensi pembuangan
limbah
Berdasarkan karakteristiknya,
limbah dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
- Limbah
cair
- Limbah
padat
- Limbah
gas dan partikel
- Limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini
diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah
ini dapat dibedakan menjadi:
- pengolahan
menurut tingkatan perlakuan
- pengolahan
menurut karakteristik limbah
Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3).
Suatu
limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung,
dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya
dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan,
sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan
khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji
dengan toksikologi dapat diketahui termasuk
limbah B3.
Macam Limbah Beracun
- Limbah
mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan.
- Limbah
mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan
api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan
bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
- Limbah
reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam
suhu tinggi.
- Limbah
beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia
dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk
ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
- Limbah
yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
- Limbah
yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit
atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk
limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
Pembuangan limbah baik yang bersumber dari kegiatan
domestik (rumah tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah.
Sebagai contoh, mari kita
lihat Kota Jakarta. Jakarta merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga
letak septic tank,
cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah.
Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik
sampel sumber air tanah telah tercemar oleh bakteri coli. Secara kimiawi, 75%
dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang parameternya
dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.
Trickling filter. Sebuah trickling filter bed yang
menggunakan plastic media.
Bagaimana dengan limbah industri?
Dalam kegiatan industri, limbah akan mengandung zat-zat / kontaminan yang
dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk
terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan
seperti kettle boiler
dan sistem air pendingin, serta sanitary
wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan
prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses
produksi (in-pipe pollution
prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention).
Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah
yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan
pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan
peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.
Parameter
|
Konsentrasi
(mg/L)
|
|
COD
|
100 – 300
|
|
BOD
|
50 – 150
|
|
Minyak nabati
|
5 – 10
|
|
Minyak mineral
|
10 – 50
|
|
Zat padat tersuspensi (TSS)
|
200 – 400
|
|
pH
|
6.0 – 9.0
|
|
Temperatur
|
38 – 40 [oC]
|
|
Ammonia bebas (NH3)
|
1.0 – 5.0
|
|
Nitrat (NO3-N)
|
20 – 30
|
|
Senyawa aktif biru metilen
|
5.0 – 10
|
|
Sulfida (H2S)
|
0.05 – 0.1
|
|
Fenol
|
0.5 – 1.0
|
|
Sianida (CN)
|
0.05 – 0.5
|
|
Batasan air limbah untuk
Industri
Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995
Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995
Namun walaupun begitu, masalah
limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena pengolahan limbah memerlukan
biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit. Untuk itu,
pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan
yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang
cermat.
Dalam pengolahan air limbah
itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan. Parameter
kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik,
karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan
ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri
dari total organic carbon
(TOC), chemical oxygen demand
(COD), biochemical oxygen
demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons
(TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS),
pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan
spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau inorganik.
Teknologi Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air
limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama
senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air
limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
- Pengolahan Awal ( Pretreatment )
Tahap pengolahan ini melibatkan proses
fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam
aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini
ialah screen and grit removal,
equalization and storage,
serta oil separation.
- Pengolahan
Tahap Pertama (Primary
Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama
ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya
ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap
pertama ialah neutralization,
chemical addition and
coagulation, flotation,
sedimentation, dan filtration.
- Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk
menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan
dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada
pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic
lagoon, tricking
filter, aerated
lagoon, stabilization
basin, rotating
biological contactor, serta anaerobic
contactor and filter.
- Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam
pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation
and sedimentation, filtration,
carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
- Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil
keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
Pemilihan Teknologi
Pemilihan proses yang tepat
didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam air limbah
dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas.
Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail
mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan
peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang
tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah
pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau
bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:
- Memastikan
bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan
karakteristik limbah yang akan diolah.
- Mengembangkan
dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi
pengolahan yang diharapkan.
- Menyediakan
informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala
sebenarnya.
Sedimentation
Sebuah primary sedimentation tank
di sebuah unit pengolahan limbah domestik. Sedimentation
tank merupakan salah satu unit pengolahan limbah yang sangat umum
digunakan. Perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi terbaik
dari pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu sendiri.
Produksi bersih (cleaner
production) yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan terbentuknya limbah langsung pada sumbernya di seluruh
bagian-bagian proses dapat dicapai dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan,
penguasaan teknologi bersih, serta perubahan mendasar pada sikap dan perilaku
manajemen.
Upaya
Pengolahan Limbah Secara Sederhana
Upaya pengelolaan,
penanganan limbah yang saat ini tengah digalakan antara lain pemanfaatan
kembali limbah yang masih dapat dipakai, tentunya setelah limbah yang ada
diseleksi, misalnya limbah kertas di pabrik, didaur ulang menjadi kertas
kembali, limbah plastik didaur ulang dijadikan alat – alat rumah tangga.
Pabrik – pabrik semestinya telah memiliki sistem penampungan serta pengolahan limbah,
sehingga sebagian limbah yang terpaksa di buang di perairan atau lingkungan
tidaklah membahayakan masyarakat.
Untuk daerah yang kurang atau tidak memiliki mata air,
limbah cair yang ada di selokan dan sungai dapat dialirkan menuju pabrik
pengolahan limbah, untuk diproses sehingga dapat menjadi air bersih. Tahap
pemopresan antara lain penyaringan, pemisahan bahan partikel dan proses biologi
berupa penggunaan mikroorganisme aerobik untuk membantu penghancuran limbah
organik. Setelah itu dilakukan proses kimia yang bertujuan menjadikan air
bersih berkualitas dengan pemakaian bahan – bahan kimia untuk menghilangkan
rasa dan bau, zat yang tidak dikehendaki dari air limbah.
Untuk mengurangi limbah padat dapat dilakukan proses
penimbunan limbah dalam lubang – lubang galian, dalam skala besar limbah padat
dibakar dengan peralatan khusus sehingga gas – gas hasil pembakaran dapat digunakan
untuk menggerakan turbin sehingga sisanya berupa abu dapat ditimbun.
Di beberapa Negara maju telah banyak dilakukan pemisahan
sampah organik dan anorganik untuk keperluan daur ulang. Dalam tiap rumah
tangga terdapat sampah yang berwarna – warni sesuai peruntukannya, tidaklah
kalah pentingnya untuk mengurangi limbah domestik, setiap warga masyarakat
tidak berlaku boros dalam pemanfaatan sumber daya, mengurangi sifat konsumtif.
EVAPORASI
Evaporasi merupakan operasi
pemekatan yang telah dikerjakan sejak dulu. Pada penguapan atau evaporasi
terdapat proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya
uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat
dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas
dengan volume signifikan.
Evaporasi dilaksanakan dengan
cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya
terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak
diadakan usaha untuk memisahkan komponenkomponennya. Dalam evaporasi zat cair
pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya
dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan
distilasi.
Rata-rata molekul tidak
memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika
molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai
derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini
begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup
buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan
molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"
Ada cairan yang kelihatannya
tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan
pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung
tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu
molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk
berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja
prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat
Penguapan adalah bagian
esensial dari siklus air. Energi surya menggerakkan penguapan air
dari samudera, danau, embun dan sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di
dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan
sebagai evapotranspirasi.
Sebagai contoh diantaranya
:
1. Uap air yang telah menguap
dari teh panas terkondensasi menjadi tetesan air. Gas air tidak terlihat,
tetapi awan tetesan air adalah petunjuk dari penguapan yang diikuti oleh
kondensasi.
2. Ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan
ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap
air yang tidak terlihat di atmosfir.
Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke
angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya
15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan
yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup.
Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
Contoh-contoh
Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia
- Pemekatan larutan NaOH
- Pemekatan larutan KNO3
- Pemekatan larutan NaCL
Perkembangan
teknologi evaporasi telah melahirkan banyak jenis evaporator. Namun secara umum
dibedakan atas sirkulasi alami dan sirkulasi paksa. Sirkulasi alami adalah
evaporator yang gerakan cairannya berlangsung secara alami oleh adanya
perbedaan massa jenis atau konveksi alami. Berbeda dengan sirkulasi paksa yang
cairannya digerakan oleh pompa. Dari sisi perpindahan panas, sirkulasi paksa
lebih baik, tetapi lebih mahal dan rumit.
Namun,
yang lebih sering dioperasikan ialah evaporator sirkulasi alami jenis climbing film evaporator ( evaporator
lapis naik ) dengan metode sirkulasi alami. Peralatan ini banyak dipakai untuk
memekatkan larutan dalam industri bahan makanan.
Prinsip kerja evaporasi lapis
naik ( climbing film evaporator )
adalah dengan cara menguapkan cairan dalam pipa hingga dihasilkan gelembung –
gelembung uap yang bergerak ke atas dan membawa sejumlah cairan. Gerakan
gelembung ke atas yang cepat akan menggerakan cairan dengan cepat pula sehingga
waktu tinggal dalam daerah pemanasan cukup singkat. Hal ini penting terutama
jika cairan yang diuapkan peka terhadap panas. Campuran uap dan cairan akan
dipisahkan dalam siklon. Uap dapat dianggap tidak mengandung padatan terlarut.
Meskipun pada kenyataannya kadang – kadang mengandung padatan terlarut akibat
percikan atau butiran cairan yang terbawa aliran uap.
Tentang
Evaporator
Evaporator
Dengan sistem
downstream, beberapa tahap dapat digunakan untuk isoloasi dan pemurnian produk.
Struktur keseluruhan dari proses adalah pra-treatment, pemisahan solid-liquid,
konsentrasi, purifikasi dan formulasi. Proses evaporasi terjadi pada tahap
konsentrasi dari proses downstream dan digunakan secara luas untuk proses
pembuatan makanan, kimia dan mendaur ulang pelarut. Tujuan dari evaporasi
adalah menguapkan air yang ada pada larutan yang mengandung produk yang
diinginkan. Setalah proses pra-treatment
dan separasi, luratan sering kali mengandung 85% air. Hal ini tidak cocok
dengan penggunaan industri karena biaya yang dikeluarkan dalam proses dengan
jumlah larutan yang banyak, karena membutuhkan peraltan yang lebih besar.
Energetics
Air dapat
dihilangkan dari larutan dengan dengan cara lain dari evaporasi, antara lain
yaitu ekstrasi liquid-liquid, kristalisasi dan presepsiasi. Perbedaan evaporasi
dengan metode pengeringan lain adalah produk akhir evaporasi adalah liquid
terkonsentrasi, bukan solid. Uap air digunakan sebagai pengubah fasa saat
mengkonsentrasi komponen yang tidak tahan panas seperti protein dan gula. Panas
diberikan pada larutan dan sebagian dari solvent berubah menjadi uap. Proses
evaporator berlangsung pada temperature tinggi dengan tekanan yang rendah.
Panas diperlukan
sebagai energi untuk molekul pada solvent pindah dari larutan menuju udara
sekitar. Energi yang diperlukan molekul dapat disebut petensial termodinamika
dari air pada larutan. Saat menguapkan air, lebih dari 99% energi diperlukan untuk
memasok panas penguapan. Energi juga diperlukan untuk menghilangkan tegangan
permukaan dari larutan. Energi yang diperlukan pada proses ini juga besar
karena harus merubah fase, dari air menjadi uap air.
Saat merancang
evaporator, jumlah uap yang diperlukan tiap unit massa pada konsentrasi yang
telah ditentukan. Keseimbangan energi harus digunakan dengan asumsi panas yang
hilang keluar sistem sangat kecil. Panas yang harus dipasok oleh uap pendingin
sama dengan panas yang dibutuhkan untuk memanaskan larutan dan menguapkan air.
How Evaporator Works
Larutan
yang mengandung produk diinginkan dimasukkan ke dalam evaporator dan melawati
sumber panas. Panas akan merubah air pada larutan menjadi uap air. Uap air
dibuang dari larutan dan dikondensasikan saat larutan konsentrasi tersebut
masuk ke evaporasi tahap dua atau dikeluarkan dari sistem. Pada umumnya mesin
evaporator terdiri dari empat bagian, bagian pemanas terdiri dari medium
pemanas dimana uap dimasukkan. Bagian konsentrasi dan pemisahan dimana uap air
yang dihasilkan dari penguapan air pada larutan dikeluarkan, bagian kondensasi yang
akan mengkondesasi uap air dan bagian pompa vakum yang menyediakan tekanan untuk meningkatkan
sirkulasi sistem.
Tipe-tipe
dari Evaporator
Evaporator Sirkulasi Alami / paksa
Evaporator
sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang terjadi akibat
perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator tabung, saat
air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan memulai sirkulasi
yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas dari tabung
pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap dengan
larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk menghidari
hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa untuk
meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.
Falling Film Evaporator
Evaporator
ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan jaket uap (steam
jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan masuk dan
memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan gerakan
larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga mengalir
menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.
Rising Film (Long Tube
Vertical) Evaporator
Pada
evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan sumber panas
berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan menimbulkan
sirkulasi.
Plate Evaporator
Mempunyai
luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan ditopangoleh bingkai
(frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate. Uap mengalir secara
co-current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan uap masuk ke
separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator jenis ini
sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas ruangan.
Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.
Multi-effect Evaporator
Menggunakan
uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya. Semakin banyak tahap maka
semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya maksimal terdiri dari tujuh tahap,
bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan melebihi penghematan energi. Ada
dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan masuk dari tahap paling panas ke
yang lebih rendah, dan aliran mundur yang merupakan kebalikan dari aliran maju.
Cocok untuk menangani produk yang sensitif terhadap panas seperti enzim dan
protein.
Application
Kegunaan
utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan sehingga larutan
memiliki konsentrasi tertentu. Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki
mutu yang sama pada jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Kegunaan
lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium
hydroxide pada kraft pulping, bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah.
Marine Use
Air
pendingin (setelah mendinginkan mesin) masih dilewatkan pada heat exchanger
yang berisi air laut karena air laut tekanannya telah direndahkan, aka bisa
menguap walau air pendingin hanya bersuhu 70-80 derajat celcius. Uapan air laut
dilewatkan di demister lalu didestilasi untuk kemudian disimpan sebagai
cadangan air minum.
Langganan:
Postingan (Atom)